Sabtu, 14 November 2009

Tugas : perilaku konsumen

4. Pengertian Motivasi dan macam-macam teori motivasi konsumen

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian motivasi yang pada

dasarnya masing-masing pengertian, mempunyai arti yang sama. Berikut ini

pengertian motivasi menurut beberapa ahli:

1. "Suatu keadaan di dalam diri seseorang yang mendorong, mengaktifkan

atau menggerakkan dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke

arah suatu tujuan" (Berelson dan Stainer, 1964: 240).

2. "Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi konsumen

agar melakukan sesuatu" (Heldrachman dan Suad Husnan, 1996: 197).

3. "Motivasi berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang

menimbulkan dorongan. Motivasi dapat diartikan pula sebagai faktor

pendorong konsumen untuk bertindak dengan cara tertentu" (M.

Manullang, 1982: 146).

4. "Motivasi adalah pemberian dorongan dari luar terhadap konsumen agar

mau melakukan sesuatu" (Susilo Martoyo, 1994: 153).

5. "Suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada

tujuan untuk mendapat keputusan" (Swastha dan Handoko 1987: 76).

6. "Penentu perilaku, artinya motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan

perilaku pada individu, motivasi timbul karena adanya kebutuhan"

(Partini, 1986: 110).

Contoh: Kebutuhan (oksigen, makanan dan air), motivasi (lapar, sesak

nafas, dan haus), perilaku (makan, bernafas, dan minum).

Dari beberapa penjelasan pengertian mengenai motivasi tersebut di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan

yang dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan sesuatu.

Ada 6 macam teori motivasi (Kotler, 1995: 245-248), yaitu:

1. Teori Isi (Content Theory)

Teori ini berkaitan dengan beberapa nama, seperti Moslow, Mc.

Gregor, Herzberg, Atkinson dan Mc. Celland. Teori ini menekankan arti

pentingnya pemahaman faktor-faktor yang ada di dalam konsumen yang

menimbulkan tingkah laku tertentu. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi

dalam menerapkan teori ini adalah:

a. Kebutuhan konsumen sangat bervariasi.

b. Perwujudan kebutuhan adalah tindakan juga sangat bervariasi antara

satu konsumen dengan konsumen yang lain.

c. Para konsumen tidak selalu konsisten dengan tindakannya, karena

dorongan suatu kebutuhan.

2. Teori Proses (Process Theory)

Teori ini menekankan bagaimana dan dengan tujuan apa setiap

konsumen dimotivasi. Menurut teori, kebutuhan hanyalah sebagai salah

satu elemen dalam suatu proses, tentang bagaimana konsumen itu

bertingkah laku. Dasar dari teori proses mengenai motivasi adalah adanya

pengharapan, yaitu apa yang dipercayai oleh konsumen dan apa yang

diperoleh dari perilakunya.

3. Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa

yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam siklus

proses belajar. Menurut teori ini konsumen bertingkah laku tertentu karena

telah belajar, bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang tidak

menyenangkan. Umumnya konsumen lebih suka akibat yang

menyenangkan dan konsumen akan menguasai perilaku yang akan

menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan.

4. Teori motivasi Freud

Teori ini menjelaskan hal terbesar yang membentuk perilaku

konsumen adalah segi psikologinya. Yang dimaksud di sini adalah

konsumen yang tidak mengerti akan motivasinya sendiri dalam melakukan

suatu pembelian. Contoh: konsumen A bersantap di Restoran X karena

rasa lapar. Di sisi lain, konsumen A bersantap di Restoran X karena

merasa lebih prestige. Di sisi yang lain lagi, konsumen A bersantap di

Restoran X karena membantu dia untuk merasa lebih nyaman dan santai.

Ketika konsumen melakukan penilaian singkat mengenai restoran-restoran

yang ada di daerahnya, faktor-faktor lokasi, harga, suasana, rasa,

keanekaragaman menu akan mempengaruhi emosi konsumen dimana hal

ini mendukung terjadinya proses pembelian.

5. Teori motivasi Herzberg

Teori ini menjelaskan dua faktor teori motivasi yaitu teori motivasi

yang terdiri dari faktor yang memuaskan konsumen dan teori motivasi

yang terdiri dari faktor yang berakibat ketidakpuasan konsumen. Contoh:

Restoran X menawarkan fasilitas pelayanan yang memuaskan, jika

makanan yang telah dipesan belum dihidangkan dalam waktu 15 menit,

maka akan diberikan secara cuma-cuma. Jika pesaing Restoran X tidak

menawarkan kepada konsumennya hal yang sama, hal ini akan

menyebabkan ketidakpuasan konsumen. Teori Herzberg ini akan

menimbulkan dua dampak. Pertama, restoran-restoran harus selalu

melakukan pelayanan terbaiknya untuk mencegah ketidakpuasan

konsumen (contoh: pelayanan yang lama). Kedua, restoran harus mencari

tahu variabel-variabel mana yang menjadi motivasi utama konsumen

sehingga restoran dapat lebih meningkatkan kualitasnya dengan mencari

solusinya.

6. Teori Motivasi Abraham Maslow

Teori Maslow dikenal juga sebagai Teori Hirarki disebutkan

dimana kebutuhan manusia dapat disusun secara hirarki. Kebutuhan paling

atas menjadi motivator utama jika kebutuhan tingkat bawah semua sudah

terpenuhi.

Dari teori hirarki kebutuhan tersebut, oleh Maslow dikembangkan

atas dasar tiga asumsi pokok, yaitu:

a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginannya

tidak selalu terpenuhi.

b. Kebutuhan yang sudah terpenuhi, tidak akan menjadi pendorong lagi.

c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya

kebutuhan.

Kebutuhan manusia oleh Maslow diklasifikasikan atas lima jenjang

(Kotler, 1995: 247) yang secara mutlak harus dipenuhi menurut tingkat

jenjangnya. Masing-masing tingkat dijelaskan sebagai berikut:

a. Physiological Needs

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan mempertahankan hidup dan bukti

yang nyata akan tampak dalam pemenuhannya atas sandang, pangan

dan papan.

b. Safety Needs

Manifestasinya dapat terlihat pada kebutuhan akan keamanan jiwa,

keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun dan jaminan hari tua.

c. Social Needs

Kebutuhan sosial ini merupakan kebutuhan yang paling penting untuk

diperhatikan segera setelah kebutuhan rasa aman dan kebutuhan

psikologis sudah terpenuhi.

d. Esteem Needs

Kebutuhan ini lebih bersifat egoistik dan berkaitan erat dengan status

seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka akan semakin tinggi

pula kebutuhannya akan pengakuan, penghormatan, prestis dan lain-

lain.

e. SelfActualization Needs

Kebutuhan jenis ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu

untuk menunjukkan prestasinya yang maksimal tanpa terlalu menuntut

imbalan dari organisasi. Motivasi yang ada pada diri konsumen akan

mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan yang

mencapai sasaran kepuasan

2.1.1. Motif Pembelian

Motif berdasarkan pengaruh terhadap pembelian ada dua

(Swastha dan Handoko, 1987: 78), yaitu:

a. Motif Rasional

Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada

kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk

kepada konsumen. Faktor-faktor yang diperhatikan dapat berupa:

1) Harga

"Nilai suatu benda yang ditentukan dengan uang"

(Salim dan Peter, 1992: 508).

Harga merupakan faktor penting yang bervariasi berdasarkan

jenis produk. Untuk restoran, harga merupakan faktor yang

sangat menentukan dalam pengambilan keputusan konsumen,

karena konsumen akan memberikan penilaian secara garis

besar apakah harga tersebut sesuai dengan makanan yang

dibelinya. Tetapi pada suatu saat harga dapat menjadi sesuatu

yang tidak penting karena terpengaruh dari sifat konsumen.

Biasanya ini bergantung dari persepsi konsumen, Dimana

mereka sudah beranggapan bahwa harga dari suatu produk dari

restoran tertentu lebih murah dibandingkan restoran yang

lainnya, sehingga suatu saat meskipun harga di restoran

tersebut sudah tidak lebih murah atau bahkan untuk produk

tertentu bahkan lebih mahal, mereka tetap membeli pada

restoran tersebut karena mereka telah beranggapan bahwa

restoran tersebut tetap menjual dengan harga murah.

2) Pelayanan

"Cara melayani atau cara membantu mengurus apa yang

diperlukan seseorang atau meladeni" (Salim dan Peter, 1992:

842).

Jasa pelayanan yang bagus dapat menciptakan kepuasan

konsumen. Perasaan dihargai, dihormati, prestige dapat muncul

dari diri konsumen atas pelayanan yang ramah, cepat, sertasigap dalam bekerja. Inisiatif dari staff untuk menyelesaikankritik dengan baik juga diperlukan dimana hal ini menunjukkansikap tanggung jawab yang tinggi dimana pelayanan yang jelek

akan membuat konsumen enggan melakukan proses pembeliandi kemudian hari.

3) Lokasi

"Tempat, daerah, letak, penempatan suatu benda pada

permukaan bumi" (Salim dan Peter, 1992: 884).

Faktor penting dalam pemilihan restoran adalah lokasi. Lokasi yang strategis akan menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Banyak contoh dari restoran-restoran yang berhasil disebabkan faktor lokasi. Hal ini dimungkinkan karena restoran tersebut terletak di daerah yang sering dilintasi oleh masyarakat atau pada jalan utama, dimana konsumen sebenarnya tidak bermaksud bersantap di restoran tersebut, namun pada akhirnya singgah di restoran tersebut untuk bersantap. Restoran yang berlokasi di tempat yang sepi atau tempat parkirnya tidak memadai sering kali gagal mempertahankan usahanya. (Berelson dan Steiner 1964: 88)

menganalisa bahwa kemungkinan seseorang untuk bersantap kesuatu restoran ada hubungannya dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai restoran tersebut.

4) Keanekaragaman Menu

"Hal atau keadaan beraneka ragam" (Salim dan Peter,

1992:66).

Setiap konsumen memiliki selera makanan yang tidak selalu sama. Jika restoran menyediakan menu yang beranekaragam, akan lebih memudahkan restoran untuk menarik konsumen agar bersantap di tempatnya. Karena semakin banyaknya pilihan yang disediakan oleh restoran,maka akan semakin memudahkan konsumen untuk memilih sesuai dengan keinginannya.

b. Motif Emosional

Motif emosional adalah motif pembelian yang didasari

dengan perasaan/emosi konsumen, seperti:

1) Rasa

"Sifat rasa suatu benda" (Salim dan Peter, 1992: 1239).

Setiap restoran mempunyai keunggulannya masing-masing,salah satunya yaitu rasa dari makanan. Yang menjadi daya tarik utama konsumen yaitu citarasa khas dari makanan yang disajikan, Karena citarasa itu sendiri yang akan menjadi salah satu faktor yang memotivasi konsumen dalam melakukan

proses pembelian.

2) Suasana

"Keadaan yang ada di lingkungan atau sekitar sesuatu"

(Salim dan Peter, 1992: 1467).

Suasana merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya keputusan pembelian oleh konsumen. Karena ada sebagian konsumen yang lebih mementingkan suasana dibandingkan faktor-faktor lainnya. Penataan ruangan yang tepat, disertai desain dekorasi yang menarik dan serasi sesuai dengan suasana yang ingin diciptakan dapat menimbulkan perasaan nyaman dari pihak konsumen. Hal ini secara psikologi akan mempengaruhi emosi konsumen sehingga dapat mendukung terjadinya keputusan pembelian. Salah satu contoh penggunaan motivasi rasional dan motivasi emosional misalnya motivasi rasional pada pembelian

Referensi :

Ø http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/hotl/2003
/jiunkpe-ns-s1-2003-33499112-3742-calvados-chapter2.pdf.

Sabtu, 07 November 2009

Tugas: Bahasa Indonesia

Dosen : DRS Sugito Marto diwiryo

A. KESANTUNAN PARAGRAF

Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membenyuk satu kesatuan pikiran.

Terdapat 3 persyaratan agar paragraf menjadi padu, yaitu kepaduan,kesatuan dan kelengkapan.

B. PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK

1. Kepaduan Paragraf

Terdapat dua jenis kata penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat. Kata penghubung intrakalimat adalah kata yang menghubungkan anak kalimat dan induk kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Contoh penghubung intrakalimat yaitu karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dan lain-lain. Contoh kata penghubung antarkalimat yakni oleh karena itu, jadi, kemudian, selanjutnya, bahkan, dan lain-lain.

2. Kesatuan Paragraf

Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraph dinamakan paragraf deduktif, sedangkan di akhir paragraf disebut paragraf induktif.

3. Kelengkapan Paragraf

Terdapat kalimat penjelas secara lengkap untuk menujukan pokok pikiran utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincia, keterangan, contoh, dan lain-lain. Selain itu, kalimat penjelas berarti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf

Contoh Paragraf :

CUT MEUTIA

Setelah berperang selama 40 tahun, kedudukan pasukan Aceh mulai terdesak. Buktinya, keluarga Sultan Aceh dapat ditawan Belanda dan dijadikan sandera. Perjuangannya didukung oleh suaminya Teuku Cik Tunong. Suasana perang membentuk pribadinya menjadi pejuang. Suami-istri itu mengadakan perang gerilya dan penyergapan terhadap patroli Belanda. Meskipun beberapa pimpinan tertangkap dan ada ajakan untuk berdamai dari Belanda namun para pejuang itu pantang mundur. Cut Meutia dihadapi kesulitan ketika pada bulan Mei 1905 karena tertangkapnya Cik Tunong oleh Belanda dan dijatuhi hukuman mati. Kemudian, ia mengikuti pesan suaminya, Cik Tunong, untuk menikah lagi dengan teman akrab suaminya, Pang Nangru. Bersama suaminya yang baru itu, ia meneruskan perjuangan. Selanjutnya, dalam pertempuran sengit di Paya Cicem, pada tanggal 26 September 1910 Pang Nangru, suaminya, terbunuh tetapi Cut Meutia dapat meloloskan diri. Sehingga anaknya yang berumur 11 tahun dan bernama Raja Sabil mengikuti ibunya dalam medan pertempuran. Bahkan, saat Cut Meutia tertembak kakinya. Pasukan Belanda memerintahkan para pejuang untuk menyerah tetapi tidak dihiraukan oleh Cut Meutia. Sebaliknya, Cut Meutia mengarahkan pedangnya untuk menyerang tentara Belanda di hadapannya. Korban di pihak Belanda berjatuhan tetapi beberapa butir peluru yang bersarang di tubuhnya menyebabkan pejuang wanita itu gugur. Berdasarkan gambaran tersebut dapat disimpulkan bahwa Cut Meutia yang lahir di Perlak pada tahun 1870 adalah seorang pejuang kemerdekaan di Aceh.

C. PENGEMBANGAN PARAGRAF

Paragraf dapat dikembagkan dengan cara pertentangan, perbandingan, anologi, contoh, sebab akibat, definisi, dan klasifikasi.

1. Cara Pertentangan

Pengembangan paragraf dengan cara pertentangan bisanya menggunakan ungkapan-ungkapan seperti berbeda dengan, bertentangan, dengan, sedangkan, lain halnya, akan tetapi, dan bertolak belakang dari.

Contoh paragraf

Pada tahun 1870-1910 dimasa penjajahan Belanda kini jauh berbeda dari tahun 2009-2013 dimasa pemerintahan orde baru yang dipimpin oleh presiden SBY. Ini menyebabkan dua kehidupan yang berbeda. Di tahun sekarang Indonesia sudah merdeka. Sehingga, pemerintahan hanya meneruskan perjuangan dari para pahlawan dalam mengembangkan ekonomi, kesejahteraan dan kemajuan Negara Indonesia. Akan tetapi, masa sekarang sudah lebih baik. Sedangkan, tahun 1870 yaitu dimana masa penjajahan Belanda yang menguasai daerah kekuasaan Indonesia. Bertolak belakang, dengan tahun sekarang. Jika sekarang mengalami kebebasan tetapi tahun penjajahan harus memperjuangkan, agar terbebas dari para penjajah. Jadi banyak para Pahlawan Indonesia mengalami gugur dalam medan perang pada saat masa penjajahan.

2. Cara Perbandingan

Pengembangan paragraf dengan cara perbandinagn biasanya menggunakan ungkapan sepert serupai dengan, seperti halnya, demikian juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu.

Contoh paragraf

Cut Meutia yang lahir di Perlak pada tahun 1870 yang merupakan seorang pejuang kemerdekaan di Aceh. Seperti halnya Cut Nyak Dien, seorang pejuang kemerdekaan di Aceh. Akan Tetapi, kisah kedua para pejuang ini berbeda.

3. Cara Analogi

Analogi adalah bentuk pengungkapan suatu objek yang dijelaskan dengan objek lain yang memilki kesamaan atau kemiripan. Cara pengembangan anologi dilakukan dengan bantuan kiasan. Kata-kata yang digunakan yaitu ibaratnya, seperti, dan bagaikan.

Contoh paragraf

Dalam masa penjajahan Belanda di Indonesia diingatkan bahwa prosesnya tidaklah mudah. Seperti diminta untuk merelakan diri kita dengan ikhlas dalam memperjuangkan hak dan kebebasan.

4. Cara Contoh-Contoh:

Kata Seperti, misalnya, contohnya, dan lain-lain adalah ungkapan-ungkapan dalam pengembangan dalam mengemnangkan paragraf contoh.

Contoh paragraf

Tipe pemberani adalah orang yang merasa benar apa yang mereka lakukan dan memperjuangkan sekuat tenaga dan tak gentar mati dalam melakukan tindakan yang dianggap untuk kebebasan dirinya atau semua orang. Contohnya Sultan Hasanuddin, Pangeran Antasati, Cut Meutia, Cut Nyak Dien, dan lainnya. Semua itu merupakan para Pahlawan Indonesia.

  1. Cara Sebab-akibat

Ungkapan yang digunakan yaitu padahal, akibatnya, oleh karena itu dan karena.

Contoh paragraf

Pasukan Belanda memerintahkan para pejuang untuk menyerah tetapi tidak dihiraukan oleh Cut Meutia. Sebaliknya, Cut Meutia mengarahkan pedangnya untuk menyerang tentara Belanda di hadapannya. Korban di pihak Belanda berjatuhan akan tetapi, akibatnya beberapa butir peluru yang bersarang di tubuhnya menyebabkan pejuang wanita itu gugur.

  1. Cara Definisi

Adalah, yaitu, ialah, merupakan adalah kata-kata yang digunakan dalam mengembangkan paragraf dengan cara definisi.

Contoh paragraf

Cut Meutia yang lahir di Perlak pada tahun 1870 adalah seorang pejuang kemerdekaan di Aceh. Setelah berperang selama 40 tahun, kedudukan pasukan Aceh mulai terdesak. Buktinya, keluarga Sultan Aceh dapat ditawan Belanda dan dijadikan sandera. Perjuangannya didukung oleh suaminya Teuku Cik Tunong.

  1. Cara Klasifikasi

Cara klasifikasi adalah pengembangan paragarf melalui pengelompokan berdasarkan ciri-ciri tertentu. Kata-kata ungkapan yaitu dibagi menjadi, digolongkan menjadi, terbagi menjadi, dan mengklasifikasikan

Contoh paragraf

Para Pejuang kemerdekaan dapat digolongkan menjadi seorang yang pemberani dan tak gentar mati dalam menghadapi berbagai tantangan dalam menghadapi kejamnya musuh.