Tugas : perilaku konsumen
4. Pengertian Motivasi dan macam-macam teori motivasi konsumen
dasarnya masing-masing pengertian, mempunyai arti yang sama. Berikut ini
pengertian motivasi menurut beberapa ahli:
1. "Suatu keadaan di dalam diri seseorang yang mendorong, mengaktifkan
atau menggerakkan dan yang mengarahkan atau menyalurkan perilaku ke
arah suatu tujuan" (Berelson dan Stainer, 1964: 240).
2. "Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi konsumen
agar melakukan sesuatu" (Heldrachman dan Suad Husnan, 1996: 197).
3. "Motivasi berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang
menimbulkan dorongan. Motivasi dapat diartikan pula sebagai faktor
pendorong konsumen untuk bertindak dengan cara tertentu" (M.
Manullang, 1982: 146).
4. "Motivasi adalah pemberian dorongan dari luar terhadap konsumen agar
mau melakukan sesuatu" (Susilo Martoyo, 1994: 153).
5. "Suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan pada
tujuan untuk mendapat keputusan" (Swastha dan Handoko 1987: 76).
6. "Penentu perilaku, artinya motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan
perilaku pada individu, motivasi timbul karena adanya kebutuhan"
(Partini, 1986: 110).
Contoh: Kebutuhan (oksigen, makanan dan air), motivasi (lapar, sesak
nafas, dan haus), perilaku (makan, bernafas, dan minum).
Dari beberapa penjelasan pengertian mengenai motivasi tersebut di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan
yang dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan sesuatu.
1. Teori Isi (Content Theory)
Teori ini berkaitan dengan beberapa nama, seperti Moslow, Mc.
Gregor, Herzberg, Atkinson dan Mc. Celland. Teori ini menekankan arti
pentingnya pemahaman faktor-faktor yang ada di dalam konsumen yang
menimbulkan tingkah laku tertentu. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dalam menerapkan teori ini adalah:
a. Kebutuhan konsumen sangat bervariasi.
b. Perwujudan kebutuhan adalah tindakan juga sangat bervariasi antara
satu konsumen dengan konsumen yang lain.
c.
dorongan suatu kebutuhan.
2. Teori Proses (Process Theory)
Teori ini menekankan bagaimana dan dengan tujuan apa setiap
konsumen dimotivasi. Menurut teori, kebutuhan hanyalah sebagai salah
satu elemen dalam suatu proses, tentang bagaimana konsumen itu
bertingkah laku. Dasar dari teori proses mengenai motivasi adalah adanya
pengharapan, yaitu apa yang dipercayai oleh konsumen dan apa yang
diperoleh dari perilakunya.
3. Teori Penguatan (Reinforcement Theory)
Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa
yang lalu mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam siklus
proses belajar. Menurut teori ini konsumen bertingkah laku tertentu karena
telah belajar, bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang tidak
menyenangkan. Umumnya konsumen lebih suka akibat yang
menyenangkan dan konsumen akan menguasai perilaku yang akan
menghasilkan konsekuensi yang menyenangkan.
4. Teori motivasi Freud
Teori ini menjelaskan hal terbesar yang membentuk perilaku
konsumen adalah segi psikologinya. Yang dimaksud di sini adalah
konsumen yang tidak mengerti akan motivasinya sendiri dalam melakukan
suatu pembelian. Contoh: konsumen A bersantap di Restoran X karena
rasa lapar. Di sisi lain, konsumen A bersantap di Restoran X karena
merasa lebih prestige. Di sisi yang lain lagi, konsumen A bersantap di
Restoran X karena membantu dia untuk merasa lebih nyaman dan santai.
Ketika konsumen melakukan penilaian singkat mengenai restoran-restoran
yang ada di daerahnya, faktor-faktor lokasi, harga, suasana, rasa,
keanekaragaman menu akan mempengaruhi emosi konsumen dimana hal
ini mendukung terjadinya proses pembelian.
5. Teori motivasi Herzberg
Teori ini menjelaskan dua faktor teori motivasi yaitu teori motivasi
yang terdiri dari faktor yang memuaskan konsumen dan teori motivasi
yang terdiri dari faktor yang berakibat ketidakpuasan konsumen. Contoh:
Restoran X menawarkan fasilitas pelayanan yang memuaskan, jika
makanan yang telah dipesan belum dihidangkan dalam waktu 15 menit,
maka akan diberikan secara cuma-cuma. Jika pesaing Restoran X tidak
menawarkan kepada konsumennya hal yang sama, hal ini akan
menyebabkan ketidakpuasan konsumen. Teori Herzberg ini akan
menimbulkan dua dampak. Pertama, restoran-restoran harus selalu
melakukan pelayanan terbaiknya untuk mencegah ketidakpuasan
konsumen (contoh: pelayanan yang lama). Kedua, restoran harus mencari
tahu variabel-variabel mana yang menjadi motivasi utama konsumen
sehingga restoran dapat lebih meningkatkan kualitasnya dengan mencari
solusinya.
6. Teori Motivasi Abraham Maslow
Teori Maslow dikenal juga sebagai Teori Hirarki disebutkan
dimana kebutuhan manusia dapat disusun secara hirarki. Kebutuhan paling
atas menjadi motivator utama jika kebutuhan tingkat bawah semua sudah
terpenuhi.
Dari teori hirarki kebutuhan tersebut, oleh Maslow dikembangkan
atas dasar tiga asumsi pokok, yaitu:
a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginannya
tidak selalu terpenuhi.
b. Kebutuhan yang sudah terpenuhi, tidak akan menjadi pendorong lagi.
c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya
kebutuhan.
Kebutuhan manusia oleh Maslow diklasifikasikan atas
(Kotler, 1995: 247) yang secara mutlak harus dipenuhi menurut tingkat
jenjangnya. Masing-masing tingkat dijelaskan sebagai berikut:
a. Physiological Needs
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan mempertahankan hidup dan bukti
yang nyata akan tampak dalam pemenuhannya atas sandang, pangan
dan papan.
b. Safety Needs
Manifestasinya dapat terlihat pada kebutuhan akan keamanan jiwa,
keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun dan jaminan hari tua.
c. Social Needs
Kebutuhan sosial ini merupakan kebutuhan yang paling penting untuk
diperhatikan segera setelah kebutuhan rasa aman dan kebutuhan
psikologis sudah terpenuhi.
d. Esteem Needs
Kebutuhan ini lebih bersifat egoistik dan berkaitan erat dengan status
seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka akan semakin tinggi
pula kebutuhannya akan pengakuan, penghormatan, prestis dan lain-
lain.
e. SelfActualization Needs
Kebutuhan jenis ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu
untuk menunjukkan prestasinya yang maksimal tanpa terlalu menuntut
imbalan dari organisasi. Motivasi yang ada pada diri konsumen akan
mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan yang
mencapai sasaran kepuasan
2.1.1. Motif Pembelian
Motif berdasarkan pengaruh terhadap pembelian ada dua
(Swastha dan Handoko, 1987: 78), yaitu:
a. Motif Rasional
Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada
kenyataan-kenyataan seperti yang ditunjukkan oleh suatu produk
kepada konsumen. Faktor-faktor yang diperhatikan dapat berupa:
1) Harga
"Nilai suatu benda yang ditentukan dengan uang"
(Salim dan Peter, 1992: 508).
Harga merupakan faktor penting yang bervariasi berdasarkan
jenis produk. Untuk restoran, harga merupakan faktor yang
sangat menentukan dalam pengambilan keputusan konsumen,
karena konsumen akan memberikan penilaian secara garis
besar apakah harga tersebut sesuai dengan makanan yang
dibelinya. Tetapi pada suatu saat harga dapat menjadi sesuatu
yang tidak penting karena terpengaruh dari sifat konsumen.
Biasanya ini bergantung dari persepsi konsumen, Dimana
mereka sudah beranggapan bahwa harga dari suatu produk dari
restoran tertentu lebih murah dibandingkan restoran yang
lainnya, sehingga suatu saat meskipun harga di restoran
tersebut sudah tidak lebih murah atau bahkan untuk produk
tertentu bahkan lebih mahal, mereka tetap membeli pada
restoran tersebut karena mereka telah beranggapan bahwa
restoran tersebut tetap menjual dengan harga murah.
2) Pelayanan
"Cara melayani atau cara membantu mengurus apa yang
diperlukan seseorang atau meladeni" (Salim dan Peter, 1992:
842).
Jasa pelayanan yang bagus dapat menciptakan kepuasan
konsumen. Perasaan dihargai, dihormati, prestige dapat muncul
dari diri konsumen atas pelayanan yang ramah, cepat, sertasigap dalam bekerja. Inisiatif dari staff untuk menyelesaikankritik dengan baik juga diperlukan dimana hal ini menunjukkansikap tanggung jawab yang tinggi dimana pelayanan yang jelek
akan membuat konsumen enggan melakukan proses pembeliandi kemudian hari.
3) Lokasi
"Tempat, daerah, letak, penempatan suatu benda pada
permukaan bumi" (Salim dan Peter, 1992: 884).
Faktor penting dalam pemilihan restoran adalah lokasi. Lokasi yang strategis akan menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Banyak contoh dari restoran-restoran yang berhasil disebabkan faktor lokasi. Hal ini dimungkinkan karena restoran tersebut terletak di daerah yang sering dilintasi oleh masyarakat atau pada jalan utama, dimana konsumen sebenarnya tidak bermaksud bersantap di restoran tersebut, namun pada akhirnya singgah di restoran tersebut untuk bersantap. Restoran yang berlokasi di tempat yang sepi atau tempat parkirnya tidak memadai sering kali gagal mempertahankan usahanya. (Berelson dan Steiner 1964: 88)
menganalisa bahwa kemungkinan seseorang untuk bersantap kesuatu restoran ada hubungannya dengan waktu yang diperlukan untuk mencapai restoran tersebut.
4) Keanekaragaman Menu
"Hal atau keadaan beraneka ragam" (Salim dan Peter,
1992:66).
Setiap konsumen memiliki selera makanan yang tidak selalu sama. Jika restoran menyediakan menu yang beranekaragam, akan lebih memudahkan restoran untuk menarik konsumen agar bersantap di tempatnya. Karena semakin banyaknya pilihan yang disediakan oleh restoran,maka akan semakin memudahkan konsumen untuk memilih sesuai dengan keinginannya.
b. Motif Emosional
Motif emosional adalah motif pembelian yang didasari
dengan perasaan/emosi konsumen, seperti:
1) Rasa
"Sifat rasa suatu benda" (Salim dan Peter, 1992: 1239).
Setiap restoran mempunyai keunggulannya masing-masing,salah satunya yaitu rasa dari makanan. Yang menjadi daya tarik utama konsumen yaitu citarasa khas dari makanan yang disajikan, Karena citarasa itu sendiri yang akan menjadi salah satu faktor yang memotivasi konsumen dalam melakukan
proses pembelian.
2) Suasana
"Keadaan yang ada di lingkungan atau sekitar sesuatu"
(Salim dan Peter, 1992: 1467).
Suasana merupakan salah satu faktor pendukung terciptanya keputusan pembelian oleh konsumen. Karena ada sebagian konsumen yang lebih mementingkan suasana dibandingkan faktor-faktor lainnya. Penataan ruangan yang tepat, disertai desain dekorasi yang menarik dan serasi sesuai dengan suasana yang ingin diciptakan dapat menimbulkan perasaan nyaman dari pihak konsumen. Hal ini secara psikologi akan mempengaruhi emosi konsumen sehingga dapat mendukung terjadinya keputusan pembelian. Salah satu contoh penggunaan motivasi rasional dan motivasi emosional misalnya motivasi rasional pada pembelian
Referensi :
Ø http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/hotl/2003
/jiunkpe-ns-s1-2003-33499112-3742-calvados-chapter2.pdf.